Belakangan ini, semenjak mewabahnya Covid 19 di seluruh pelosok negeri, banyak perguruan tinggi diliburkan guna menghindari dari kerumunan massa. Sebagai gantinya, beberapa perguruan tinggi menerapkan sistem Kuliah Online, tak terkecuali dengan STAI Al-Hamidiyah, sebuah kampus yang terletak di ujung timur kota Bangkalan tersebut turut menerapkan sistem kuliah Online.
Sebuah tanda tanya besar tentunya bagi para mahasiswa mengingat banyaknya kendala dalam menerapkan sistem kuliah online ini. Utamanya masalah signal & paket data internet, sebuah komponen dasar yg paling dibutuhkan dalam penerapan sistem tersebut, sebab sebagian besar mahasiswanya berdomisili di berbagai pelosok desa yg sulit terjangkau dari signal, sehingga apabila sistem ini tetap diterapkan di STAI Al-Hamidiyah tentu mau tidak mau mahasiswa harus keluar dari rumahnya untuk mencari signal yang normal atau ke warung kopi yg ada wifinya misalnya, dan apabila ini terjadi,tentu bertentangan dengan anjuran pemerintah yg menghimbau masyarakatnya untuk tetap di rumah dan menghindari kerumunan (Stay At Home). Belum lagi dengan mahasiswa yg dari pesantren yg notabenenya tidak menggunakan hand pone sebagai alat komunikasi karena terkendala dengan aturan pesantren, jika dilihat dari sini jelas Kuliah Online ini tidak akan maksimal diterapkan di STAI Al-Hamidiyah tersebut karena tidak akan terpukul rata terhadap seluruh mahasiswa. Sehingga layak ditanyakan dengan pertanyaan dasar "Kuliah Online; Sebuah eksistensi sematakah ataukah tuntutan nyata ?"
Mari analisa bersama dampak dari kuliah online
1.Perkuliahan tidak maksimal.
2. Ilmu tidak di dapat
3. Tugas menumpuk, karena setiap dosen pengampu mata kuliah memberikan tugas
Kita jabarkan dari poin no 3 saja.
-Dengan tugas menumpuk, lagi-lagi mahasiswa harus banyak keluar rumah
-Dengan tugas menumpuk, mahasiswa akan kelelahan, sehingga daya Imun tubuhpun akan menurun, dan apabila daya imun tubuh menurun, kekebalan tubuh akan berkurang.
Suara Mahasiswa